Jumat, 25 Januari 2013

Artikel



"4 Tipe Budaya Perusahaan"

D
alam bekerja, karyawan tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis guna menjalankan tugas pekerjaannya, tetapi juga dituntut untuk dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan corporate culture dari perusahaan di mana dia bekerja. Bahkan, di era ketika banyak perusahaan harus menyesuaikan diri untuk mengikuti perkembangan zaman, karyawan harus pula mau dan mampu menerima dan menyesuaikan diri manakala corporate culture dari perusahaan tempatnya bekerja mengalami perubahan.

"Karyawan yang tidak mau dan tidak mau untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan corporate culture ataupun dengan perubahan corporate culture akan sulit untuk bekerja dengan baik sesuai tuntutan perusahaan," kata praktisi psikologi industri Ir. Constantinus, MM.

Sebenarnya, ada berapa macam corporate culture, sih ? Mari kita simak bersama-sama....

1. SELF FULLFILMENT ORIENTED CULTURE

P
erusahaan dengan corporate culture jenis ini selalu melakukan pendekatan personal atau informal pada karyawannya, termasuk pada saat terjadi konflik. Karyawan diberi kebebasan untuk bekerja (tidak ada sisdur dan tidak ada job description) asalkan karyawan dapat mencapai target. Kreativitas dan inovasi sangat dijunjung tinggi di perusahaan seperti ini. Faktor emosional berperan penting dalam hubungan antara atasan dan bawahan. Tidak jarang seseorang dapat melesat karirnya karena disukai oleh atasan. Atasan dituntut untuk tidak otoriter kepada bawahannya, sehingga dia dicintai oleh bawahannya, namun dia harus mengawasi anak buahnya baik-baik supaya hasil kerja anak buahnya maksimal dan mencapai target.
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang IT atau perangkat lunak komputer menerapkan budaya kerja ini.

2. PROJECT ORIENTED CULTURE

Di
 perusahaan yang menganut budaya perusahaan yang "project oriented", hubungan di antara sesama rekan kerja hanya sebatas pekerjaan saja. Sistem "reward & punishment" sangat sering dipakai dalam perusahaan seperti ini, yang dilakukan dengan maksud agar karyawan mencapai target kerja sesuai dengan jabatan dan "job description" masing-masing.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang penjualan cenderung menerapkan corporate culture jenis ini.

3. ROLE ORIENTED CULTURE

S
uasana kerja di perusahaan yang menganut budaya "role oriented" sangat birokratis, mulai dari cara mengambil keputusan sampai pada prosedur kerja. Di perusahaan seperti ini, kreativitas hanyalah impian saja, karena semuanya harus dijalankan sesuai aturan (bahkan dalam memberikan "reward"). Karyawan tinggal mengikuti saja ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Selain itu, juga tidak ada pendelegasian kewenangan. Perusahaan seperti ini hanya cocok untuk karyawan yang senang bekerja dengan gaya rutinitas.
Contoh dari perusahaan yang menjalankan corporate culture jenis ini adalah perusahaan minyak lepas pantai atau perusahaan yang bergerak di bidang kapal penangkapan ikan samudera.

4. POWER ORIENTED CULTURE

A
tasan di perusahaan seperti ini biasanya menjadi figur yang dituakan dan selalu dianggap benar. "Like & dislike" sangat kental dalam perusahaan jenis ini. Karyawan tidak tahu kriteria promosi jabatan dan kenaikan gaji. Target kerja juga tidak diketahui karyawan. Akan tetapi, di perusahaan yang "power oriented" seperti ini karyawan akan merasa memiliki "keluarga kedua", karena suasananya amat bersifat kekeluargaan. Karyawan yang berhasil menjadi "anak emas" akan mendapatkan banyak keistimewaan.
Perusahaan-perusahaan yang birokratis cenderung menjalankan corporate culture jenis ini.

MANA YANG LEBIH BAIK ?

Ir. Constantinus, MM, seorang praktisi psikologi industri mengatakan bahwa tidak ada yang tidak ada yang lebih baik atau yang paling baik dari keempat jenis corporate culture tersebut.
 "Pada prakteknya, sebuah perusahaan mungkin saja dulunya dominan pada power oriented culture  dikombinasikan dengan self-fullfilment oriented culture. Namun demikian, sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan perubahan visi atau misi perusahaan, perusahaan itu lalu mulai menerapkan project oriented culture yang dikombinasikan dengan kedua jenis corporate culture  yang sudah dijalankan sebelumnya, sehingga perusahaan akhirnya menjalankan kombinasi 3 tipe budaya perusahaan : power oriented, self-fullfilment, project oriented.  Perubahan budaya perusahaan dari 2 kombinasi menjadi 3 kombinasi seperti ini terjadi pada perusahaan yang melakukan manajemen perubahan".

BAGAIMANA MENGETAHUI CORPORATE CULTURE YANG ADA DI PERUSAHAAN ?

Hal ini sudah dapat diketahui pada saat seorang pelamar mengikuti wawancara seleksi karyawan baru, yaitu dari hal-hal sederhana berikut ini.

1. SLOGAN / MOTTO PERUSAHAAN.

Slogan / motto perusahaan menunjukkan visi & misi perusahaan. Dengan mengetahui visi & misi perusahaan, sudah dapat diterka bagaimana suasana kerja di perusahaan tersebut.

2. LOKASI KANTOR & TATA RUANG.

Meja, kursi, hiasan dinding dapat dijadikan sebagai alat untuk mengenali corporate culture suatu perusahaan.
Perusahaan dengan perabot yang serba futuristik menunjukkan bahwa perusahaan itu siap menyongsong masa depan, seperti yang terlihat pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT atau Telekomunikasi, yang cenderung menerapkan self-fullfilment oriented culture dikombinasikan dengan project oriented culture.

3. KEADAAN SEKITAR KANTOR.

Karyawan yang sedang menjalani tes interview dapat melihat, apakah ada atasan yang sering mengunjungi bawahannya atau tidak. Selain itu, dapat pula diperhatikan cara berkomunikasi di antara karyawan, apakah terlihat santai atau kaku.

Komunikasi yang santai menunjukkan dominasi budaya perusahaan yang self-fullfilment oriented, sedangkan komunikasi yang kaku menunjukkan dominasi budaya perusahaan yang role oriented.

Semoga ulasan kali ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita, dan dapat membuat kita semakin mau dan mampu menerima corporate culture sesuai dengan perkembangan zaman.

===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====

Sumber : (1) Majalah Cosmopolitan, (2) Ir. Constantinus, MM.

Diedit oleh Tim media 1 visi.

Sabtu, 19 Januari 2013

PT BPR Restu Artha Abadi





Jaga Kepercayaan Relasi di Usianya ke-2

Tepat pada tanggal 18 Januari 2013, PT. BPR Restu Artha Abadi berusia 2 Tahun. Menjadi Bank Perkreditan Rakyat yang profesional, tangguh, terpercaya, sehat, dan wajar dengan selalu mengutamakan kepuasan nasabah adalah visi dari PT. BPR Restu Artha Abadi (RAA). Dalam visinya BPR RAA yang bertempat di Jl. Slamet Riyadi No. 80, Kartasura Sukoharjo ini tetap berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan perbankan yang berlaku. Adapun salah satu misi dari BPR RAA adalah ikut membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Kartosuro, Sukoharjo pada khususnya dan perekonomian masyarakat Solo pada umumnya.

“Sebagai mitra usaha masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup melalui layanan jasa perbankan, BPR RAA mempunyai motto menjadi relasi usaha terpercaya masyarakat” kata Dirut RAA, Bp. Agus Puji Kusumanto.

Moment Ulang tahun BPR RAA yang ke-2 ini disambut dengan mengadakan acara yang cukup unik. Adapaun acaranya yaitu berbagi dengan para nasabah PT. BPR Restu Artha Abadi. 

“Kami membagi snack dan minum untuk para nasabah BPR RAA” jelas Bp. Andriyanto selaku Direktu PT. BPR RAA.

“Yang unik lagi ketika itu, para karyawati mengenakan kebaya sedangkan untuk karyawan mengenakan pakaian batik” tambah Dirut RAA, Bp. Agus Puji Kusumanto.

“ Selamat Ulang Tahun PT. BPR Restu Artha Abadi,
Semoga semakin maju dan jaya…”


===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====

Penulis Agus Puji Kusumanto, SE
Editor team media1visi

 









Jumat, 18 Januari 2013

Si Yatim dan Palu Kayu





Alkisah disebuah desa terpencil di pegunungan halimun.  Hiduplah seorang anak yatim bersama ibunya.  Untuk mencukupi kebutuhan keluarga,  dia  terpaksa bekerja sebagai  pemahat patung batu. 


Walaupun tidak banyak uang yang di dapat, namun  ia  tetap semangat, bekerja sebagai pemahat patung batu kali.  Apalagi jika dia teringat ibu satu-satunya yang sudah beranjak tua dan sudah tidak sanggup lagi bekerja sebagai buruh  perkebunan teh milik keluarga kerajaan.


Karena keahliannya,  anak yatim itupun diundang ke ibu kota, untuk mendapatkan penghargaan berupa Palu Kayu yang sangat istimewa dari raja.  Keistimewaan palu itu adalah, setiap benda yang ditempelkan dengan Palu Kayu itu akan berubah menjadi patung  emas yang sangat indah.


Berawal dari itu, kehidupan si yatim di ibu kota semakin membaik, banyak patung emas yang dihasilkan terjual dengan harga tinggi.  Namun, ada yang berubah.  Limatahun sudah  si yatim tidak pernah mengunjungi rumah ibunya lagi, jangankan mengunjunginya.. mengingatnya pun tak pernah….
Namun, suatu ketika dia merasa sangat rindu dengan ibunya.  Gemerlap ibukota, dan hingar bingar kehidupan disana telah membuat dirinya lupa akan tujuan dia kerja keras selama ini.  Akhirnya  dia berniat kembali ke desanya di pegunungan halimun untuk menjemput ibunya.


Namun, apa yang di dapat? Sebuah pondok kosong tanpa penghuni dan setumpuk tanah merah bertabur bunga di halaman depan.  Si yatim tidak dapat berkata apa-apa, hanya terduduk lemas.
Ke esokan harinya si yatim pergi ke ibu kota, dan mengembalikan Palu emas itu.  Dan memilih  kembali ke desa untuk menjadi seorang pemahat batu kali yang sederhana dan tentu saja sambil mengurus makan ibunya yang dia sayangi.

----00O00----

Dari cerita itu, kita dapat mengambil pelajaran tentang hakikat sebuah perjalanan hidup.  Dimana komitmen yang kuat menentukan segalanya. 


===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita ===== 
 
Penulis:
Franes Pradusuara
 
Editor team media1visi