SYMPHONY
SEGELINTIR SENYUM
Penulis hadirkan tulisan ini
sebagai reflection di pagi ini. Tampilan kali ini mengusung tema tentang kehidupan
sehari-hari.
Cerita ini mengisahkan tentang
seorang wanita yang berjuang demi keluarganya.
Gambar 1. Ibu Penjual Tempe Keliling
Sekilas mataku tertuju di sebuah
bakul tua yang dibawa oleh seorang ibu-ibu di pagi ini. Tepat pukul 07.30 WIB. Melintas
di depan singgahan orang-orang.
“ Tempe mba…tempenya” teriaknya
semangat menawarkan tempe dari rumah ke rumah.
Apakah besok aku akan menjadi
seperti dia? Ketika tulangku sudah tidak lagi sekuat saat muda. Apakah aku akan
tetap ceria ketika usiaku sudah bertambah dan tak ada lagi sentuhan kasih yang
melipur lara.
“ Ibu ngga punya anak?” tanyaku
lirih sambil hati-hati.
“Aku punya anak mba…anakku kuliah
sambil kerja, dia sudah punya suami tapi suaminya tidak kerja, padahal harus
menghidupi 1 anak yang baru lahir” jelasnya panjang seakan dia tidak mempunyai beban
menceritakan apa yang dia alami.
“Kenapa ngga kerja…?” tanyaku
sopan
“Gimana mau kerja mba…SMP aja ngga
lulus” Dengan logat jawanya dia menceritakan.
Hmmmm……..kisah yang aku sendiri
tidak bisa mengomentari. Ku putar lagi anganku menuju masa lalu. 9 bulan
seorang wanita mengandung benih cinta dari suaminya, 9 bulan di dalam kandungan
dia merawatnya hingga saatnya lahir.
Saat telah tiba lahirlah malaikat
kecil ke bumi. Peri mungil yang sangat menarik. Tiap hari selalu
ditimang….dinyanyikan kidung sayang, dirawat dan dijaga dari sekecil bahaya
apapun.
Waktu demi waktu usia si anak
semakin bertambah. Semakin bertambah juga ilmu yang dia peroleh dari orang tua
dan bangku pendidikannya. Dia dibekali ilmu yang pastinya bisa dipakai
dibanding dengan harta yang sekejap bisa musnah.
Usia semakin lama membuat si ibu
semakin renta. Tulang yang tadinya kokoh dan kuat sekarang lemah tidak berdaya.
Tak terpikir oleh sang ibu untuk terdiam termangu menerima tambahnya usia. Dia
gunakan sisa usianya untuk anak yang dicintainya. Dia bantu suaminya untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya.
“Aku kalau ngga kerja yo ngga
bisa makan mba…mesakke anakku” lanjutnya tegar.
Sambil ku hela nafas
panjangku…apa jadinya perasaan seorang wanita jika benih yang sudah dia sayangi
dan dipelihara tak sedikitpun menghargainya. Bagaimana perasaan sang ibu ketika
anak yang telah dia didik hingga menjadi seorang yang sukses berlagak acuh dan
tak mengenalnya. Sebegitu dendamkah sang ibu?
Doa demi doa dia lantunkan setiap
saat. Tak henti-hentinya kedua tangan rentanya menengadah meminta ke Tuhan akan
anak yang dia cintai.
Ketika dia berdoa dan meminta
kepada Tuhan, dia tanyakan:
Ibu : “ Tuhan
Mengapa WANITA sering menangis?”
Jawab Tuhan :
“Karena WANITA itu unik, Aku ciptakan ia sebagai Mahluk istimewa…
KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya,
KU lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman,
KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,
KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah,
KU beri dia naluri untuk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh
teman, walau disakiti oleh orang yang disayangi
WANITA itu mahkluk kuat
Tapi jika suatu saat dia menangis itu karena KU beri air mata untuk
membasuh luka batin dan memberi kekuatan baru
WANITA sangatlah istimewa…..”
“Karena WANITA itu unik, Aku ciptakan ia sebagai Mahluk istimewa…
KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya,
KU lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman,
KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,
KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah,
KU beri dia naluri untuk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh
teman, walau disakiti oleh orang yang disayangi
WANITA itu mahkluk kuat
Tapi jika suatu saat dia menangis itu karena KU beri air mata untuk
membasuh luka batin dan memberi kekuatan baru
WANITA sangatlah istimewa…..”
" Kisah ini Penulis hadirkan untuk memberi inspirasi dan motivasi kepada wanita. Wanita dengan doa lirihnya untuk sebuah keluarga kecilnya. Wanita yang selalu
tegar dalam melintasi alur kehidupannya. Wanita yang bisa mensejajarkan dengan
pria tetapi tidak melupakan kodratnya sebagai pasangan sang pria layaknya adam
dan hawa "
= = = = = Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita = = = = =
Penulis & Potret oleh Ariana Nur Ika Y (NIY-KPS)