D
|
alam
bekerja, karyawan tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
ketrampilan teknis guna menjalankan tugas pekerjaannya, tetapi juga dituntut
untuk dapat menerima dan menyesuaikan diri dengan corporate culture dari perusahaan di mana dia bekerja. Bahkan, di
era ketika banyak perusahaan harus menyesuaikan diri untuk mengikuti
perkembangan zaman, karyawan harus pula mau dan mampu menerima dan menyesuaikan
diri manakala corporate culture dari
perusahaan tempatnya bekerja mengalami perubahan.
"Karyawan yang tidak mau dan tidak mau untuk menerima dan
menyesuaikan diri dengan corporate
culture ataupun dengan perubahan
corporate culture akan sulit untuk bekerja dengan baik sesuai tuntutan
perusahaan," kata praktisi psikologi industri Ir. Constantinus, MM.
Sebenarnya,
ada berapa macam corporate culture, sih
? Mari kita simak bersama-sama....
1. SELF FULLFILMENT ORIENTED CULTURE
P
|
erusahaan
dengan corporate culture jenis ini
selalu melakukan pendekatan personal atau informal pada karyawannya, termasuk
pada saat terjadi konflik. Karyawan diberi kebebasan untuk bekerja (tidak ada sisdur dan tidak ada job
description) asalkan karyawan dapat mencapai target. Kreativitas dan
inovasi sangat dijunjung tinggi di perusahaan seperti ini. Faktor emosional
berperan penting dalam hubungan antara atasan dan bawahan. Tidak jarang
seseorang dapat melesat karirnya karena disukai oleh atasan. Atasan dituntut
untuk tidak otoriter kepada bawahannya, sehingga dia dicintai oleh bawahannya,
namun dia harus mengawasi anak buahnya baik-baik supaya hasil kerja anak
buahnya maksimal dan mencapai target.
Banyak
perusahaan yang bergerak di bidang IT atau perangkat lunak komputer menerapkan
budaya kerja ini.
2. PROJECT ORIENTED CULTURE
Di
|
perusahaan yang menganut budaya perusahaan
yang "project oriented", hubungan di antara sesama rekan kerja hanya
sebatas pekerjaan saja. Sistem "reward & punishment" sangat
sering dipakai dalam perusahaan seperti ini, yang dilakukan dengan maksud agar
karyawan mencapai target kerja sesuai dengan jabatan dan "job
description" masing-masing.
Perusahaan-perusahaan
yang bergerak di bidang penjualan cenderung menerapkan corporate culture jenis ini.
3. ROLE ORIENTED CULTURE
S
|
uasana
kerja di perusahaan yang menganut budaya "role oriented" sangat
birokratis, mulai dari cara mengambil keputusan sampai pada prosedur kerja. Di
perusahaan seperti ini, kreativitas hanyalah impian saja, karena semuanya harus
dijalankan sesuai aturan (bahkan dalam memberikan "reward"). Karyawan
tinggal mengikuti saja ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Selain itu, juga
tidak ada pendelegasian kewenangan. Perusahaan seperti ini hanya cocok untuk
karyawan yang senang bekerja dengan gaya rutinitas.
Contoh
dari perusahaan yang menjalankan corporate
culture jenis ini adalah perusahaan minyak lepas pantai atau perusahaan yang bergerak di bidang kapal penangkapan ikan samudera.
4. POWER ORIENTED CULTURE
A
|
tasan
di perusahaan seperti ini biasanya menjadi figur yang dituakan dan selalu
dianggap benar. "Like & dislike" sangat kental dalam perusahaan
jenis ini. Karyawan tidak tahu kriteria promosi jabatan dan kenaikan gaji.
Target kerja juga tidak diketahui karyawan. Akan tetapi, di perusahaan yang
"power oriented" seperti ini karyawan akan merasa memiliki
"keluarga kedua", karena suasananya amat bersifat kekeluargaan.
Karyawan yang berhasil menjadi "anak emas" akan mendapatkan banyak
keistimewaan.
Perusahaan-perusahaan
yang birokratis cenderung menjalankan corporate
culture jenis ini.
MANA YANG LEBIH BAIK ?
Ir. Constantinus, MM, seorang praktisi psikologi industri
mengatakan bahwa tidak ada yang tidak ada yang lebih baik atau yang paling baik
dari keempat jenis corporate culture tersebut.
"Pada prakteknya,
sebuah perusahaan mungkin saja dulunya dominan pada power oriented culture dikombinasikan dengan self-fullfilment oriented culture. Namun demikian, sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan perubahan visi atau misi perusahaan, perusahaan
itu lalu mulai menerapkan project
oriented culture yang dikombinasikan dengan kedua jenis corporate culture yang sudah dijalankan sebelumnya, sehingga
perusahaan akhirnya menjalankan kombinasi 3 tipe budaya perusahaan : power oriented, self-fullfilment, project
oriented. Perubahan budaya
perusahaan dari 2 kombinasi menjadi 3 kombinasi seperti ini terjadi pada
perusahaan yang melakukan manajemen
perubahan".
BAGAIMANA MENGETAHUI CORPORATE
CULTURE YANG ADA DI PERUSAHAAN ?
Hal ini sudah dapat diketahui pada saat seorang pelamar
mengikuti wawancara seleksi karyawan baru, yaitu dari hal-hal sederhana berikut
ini.
1. SLOGAN / MOTTO
PERUSAHAAN.
Slogan / motto perusahaan menunjukkan visi & misi perusahaan.
Dengan mengetahui visi & misi perusahaan,
sudah dapat diterka bagaimana suasana kerja di perusahaan tersebut.
2. LOKASI KANTOR &
TATA RUANG.
Meja, kursi, hiasan dinding dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengenali corporate culture suatu
perusahaan.
Perusahaan dengan perabot yang serba futuristik menunjukkan
bahwa perusahaan itu siap menyongsong masa depan, seperti yang terlihat pada
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang IT atau Telekomunikasi, yang
cenderung menerapkan self-fullfilment
oriented culture dikombinasikan dengan project
oriented culture.
3. KEADAAN SEKITAR
KANTOR.
Karyawan yang sedang menjalani tes interview dapat melihat, apakah ada atasan yang sering
mengunjungi bawahannya atau tidak. Selain itu, dapat pula diperhatikan cara
berkomunikasi di antara karyawan, apakah terlihat santai atau kaku.
Komunikasi yang santai menunjukkan dominasi budaya perusahaan
yang self-fullfilment oriented, sedangkan
komunikasi yang kaku menunjukkan dominasi budaya perusahaan yang role oriented.
Semoga ulasan kali ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita,
dan dapat membuat kita semakin mau dan mampu menerima corporate culture sesuai dengan perkembangan zaman.
===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====
Sumber : (1) Majalah Cosmopolitan, (2) Ir. Constantinus, MM.
Diedit oleh Tim media 1 visi.