Jumat, 18 Januari 2013

Si Yatim dan Palu Kayu





Alkisah disebuah desa terpencil di pegunungan halimun.  Hiduplah seorang anak yatim bersama ibunya.  Untuk mencukupi kebutuhan keluarga,  dia  terpaksa bekerja sebagai  pemahat patung batu. 


Walaupun tidak banyak uang yang di dapat, namun  ia  tetap semangat, bekerja sebagai pemahat patung batu kali.  Apalagi jika dia teringat ibu satu-satunya yang sudah beranjak tua dan sudah tidak sanggup lagi bekerja sebagai buruh  perkebunan teh milik keluarga kerajaan.


Karena keahliannya,  anak yatim itupun diundang ke ibu kota, untuk mendapatkan penghargaan berupa Palu Kayu yang sangat istimewa dari raja.  Keistimewaan palu itu adalah, setiap benda yang ditempelkan dengan Palu Kayu itu akan berubah menjadi patung  emas yang sangat indah.


Berawal dari itu, kehidupan si yatim di ibu kota semakin membaik, banyak patung emas yang dihasilkan terjual dengan harga tinggi.  Namun, ada yang berubah.  Limatahun sudah  si yatim tidak pernah mengunjungi rumah ibunya lagi, jangankan mengunjunginya.. mengingatnya pun tak pernah….
Namun, suatu ketika dia merasa sangat rindu dengan ibunya.  Gemerlap ibukota, dan hingar bingar kehidupan disana telah membuat dirinya lupa akan tujuan dia kerja keras selama ini.  Akhirnya  dia berniat kembali ke desanya di pegunungan halimun untuk menjemput ibunya.


Namun, apa yang di dapat? Sebuah pondok kosong tanpa penghuni dan setumpuk tanah merah bertabur bunga di halaman depan.  Si yatim tidak dapat berkata apa-apa, hanya terduduk lemas.
Ke esokan harinya si yatim pergi ke ibu kota, dan mengembalikan Palu emas itu.  Dan memilih  kembali ke desa untuk menjadi seorang pemahat batu kali yang sederhana dan tentu saja sambil mengurus makan ibunya yang dia sayangi.

----00O00----

Dari cerita itu, kita dapat mengambil pelajaran tentang hakikat sebuah perjalanan hidup.  Dimana komitmen yang kuat menentukan segalanya. 


===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita ===== 
 
Penulis:
Franes Pradusuara
 
Editor team media1visi