Senin, 14 Januari 2013

Mengambil Pelajaran Dari Pohon Durian-ku.




Sore kemarin, saya dan beberapa anak kontrakan jalan-jalan ke Ungaran.  Disana kami banyak melihat penduduk sekitar menjajakan buah Durian. Ada  hal menarik yang saya alami terkait tanaman durian.  Ceritanya dimulai sekitar  8 tahun yang lalu.
Suatu sore di tahun 2005, saat libur semester  1.


Seperti biasa, menghabiskan sore dengan bermain ular tangga bersama adik kecilku “echa”.  Ketika itu, Abi juga ikut duduk di terAs, sambil bertelepun dengan  Kakak sepupu saya.


Walaupun saya tidak memperhatikan percakapan Abi dan kaka sepupu, namun suara telpun yang di loudspeaker lumayan keras, sehingga cukup bagi saya mengetahui arah pembicaraan mereka.
“Gimana dek, jadi pulang sore ini dari bandung?” tanya abi keada kakak sepupu.
“Jadi, mang… ni  masih di Ci widei sedang di Green House milih-milih tanaman Durian hasil okulasi” jawab kakak sepupuku di telpun.
“wah, Durian.. hebat …euy….” Balas abi, sambil menghisap rokok Dji Sam Soe kesukaannya.
“iya mang, mang mau beli gak? Harganya murah.. satu pohon hasil okulasi cuman 50 ribu… cepet lho berbuahnya… 6  bulan aja ada yang udah berbuah lebat…. Mau gak??” bujuk kakak sepupu, pada abi.
“iyah, mau mamang titip 3 pohon, yang paling bagus yah” jawab abi, sambil berdiri meninggalkan teras rumah.
Aku hanya tersenyum mendengar percakapan mereka….  “apa lagi ini?”
                                   
-----ooOoo-----
Keesokan harinya, saya terbangun karena susah bernafas….. ternyata kakak seupu yang membekap saya dengan bantal. Yah kami memang berbeda usia 6 tahun, dia bukan kaka kandung saya.  Namun kami dibesarkan  dan dididik untuk akrab selayaknya sodara kandung.  Dan dirumah ini, tidak ada yang bisa keluar masuk kamar saya dengan leluasa, kecuali dia….
“ah…  AA.. kapan pulang a”, sambil membetulkan rambut yang acak-acakan…
“Tadi malam,… ayo keluar.. molor mulu.. tuh aa bawa pohon Durian pesenan Abi mu..” sambil menjewerkuping ku supaya aku ikuti permintaannya.
Setelah saya samppai luar saya memperhatikan abi sedang menanam Durian dengan semangat 45..
“mang, durian ini asli biakan ci widei bagus-bagus… bahkan ada yang sudah mulai berbuah saat baru tanam 6 bulan… hebat kan?” ungkap kakak sepupu… dengan bangga…  maklum dia kan lulusan Pertanian UNPAD..
“wah hebat juga yah… mudah mudahan yang ini juga sama lah…” jawab abi dengan penuh percaya diri..
Aku hanya tersenyum simpul sambil membayangkan…. “pohon yang baru mencapai tinggi 30 cm, dengan diameter 2 Cm ini…. Akan berbuah dalam 6 bulan kedepan…..”… sungguh promosi yang bombastis….
-----ooOoo-----
Tujuh Tahun kemudian, di acara pertemuan keluarga saat  malam menjelang Idul Fitri 2012.
Seperti biasa, malam menjelang Idul Fitri kami berkumpul di tetras, sambil mendengarkan takbir yang berkumandang diseluruh penjuru desa.
“Abi…. Sepertinya di halaman kita ada yang salah deh….” Celotehku sambil meneguk Bajigur panas Nyi Emeh.
“yang salah, apa a?” jawab abi sambil melihat-lihat sekitar halaman
“itu-tuh… pohon Durian yang kita tanam 7 tahun yang lalu… kok  sampai sekarang belum berbuah… tingginya aja baru 2 meter…. Katanya 6 bulan sudah mulai berbuah……” jawabku dengan polos..
“hahahah…hahah…. Iya yah…. Abi baru sadaar ….” Abi tertawa dengan keras 
Tiba-tiba dari arah ruang tamu masuk seseorang.
“heh… heh.. pasti ngomongin aku kan?” suara itu mengagetkan kami.
“eh aa… iya nih… durian mu.. kok.. gak berbuah-berbuah.. padahal sudah 7 tahun lhoo” jawabku
“eh… tapi itu masih mending tau….. yang di ciwidei satu Green House.. yang seangkatan sama durian mu… malah mati semua.. gag ada yang idup… masih mending durian mu.. masih idup sampe sekarang” jawab aa dengan mantap.. dan penuh percaya diri…
“what…..$$####&*@@#####..!!!!!!” aku ga bisa berkata-kata….
-----ooOoo----

Dari cerita itu, saya  hanya  dapat mengambil pelajaran. Bahwa  

 “Buah yang baik, hanya akan dihasilkan oleh pohon yang tumbuh di tempat yang cocok”  

Mungkin hal itu juga dapat di implementasikan pada sebuah kegiatan perusahaan… ketika kita merekrut calon karyawan, mungkin kita akan terpesona dengan janji-janjinya, atau bahkan terpesona oleh kabar dari orang lain…
Mungkin saja, dia baik di perusahaan yang dahulu… tapi apakah cocok dengan kebudayaan perusahaan kita? Perlu dipertimbangkan hal tersebut..
Tapi apabila kita terlanjur terpersona dan termakan oleh promosi orang lain.. maka bersiaplah.. seperti pohon Durian yang  kami beli….  Tidak pernah berbuah, hanya tumbuh seadanya, dan begitu kami sadar kesalahan kami… itu sudah terlalu lama….



===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita ===== 
 
Penulis:
Franes Pradusuara
 
Editor team media1visi