Kamis, 27 September 2012

INTERMEZO.....



SYMPHONY SEGELINTIR SENYUM

Penulis hadirkan tulisan ini sebagai reflection di pagi ini. Tampilan kali ini mengusung tema tentang kehidupan sehari-hari.
Cerita ini mengisahkan tentang seorang wanita yang berjuang demi keluarganya.
 
Gambar 1. Ibu Penjual Tempe Keliling

Sekilas mataku tertuju di sebuah bakul tua yang dibawa oleh seorang ibu-ibu di pagi ini. Tepat pukul 07.30 WIB. Melintas di depan singgahan orang-orang.

“ Tempe mba…tempenya” teriaknya semangat menawarkan tempe dari rumah ke rumah.

Apakah besok aku akan menjadi seperti dia? Ketika tulangku sudah tidak lagi sekuat saat muda. Apakah aku akan tetap ceria ketika usiaku sudah bertambah dan tak ada lagi sentuhan kasih yang melipur lara. 

“ Ibu ngga punya anak?” tanyaku lirih sambil hati-hati.
“Aku punya anak mba…anakku kuliah sambil kerja, dia sudah punya suami tapi suaminya tidak kerja, padahal harus menghidupi 1 anak yang baru lahir” jelasnya panjang seakan dia tidak mempunyai beban menceritakan apa yang dia alami.

“Kenapa ngga kerja…?” tanyaku sopan

“Gimana mau kerja mba…SMP aja ngga lulus” Dengan logat jawanya dia menceritakan. 
Hmmmm……..kisah yang aku sendiri tidak bisa mengomentari. Ku putar lagi anganku menuju masa lalu. 9 bulan seorang wanita mengandung benih cinta dari suaminya, 9 bulan di dalam kandungan dia merawatnya hingga saatnya lahir.
Saat telah tiba lahirlah malaikat kecil ke bumi. Peri mungil yang sangat menarik. Tiap hari selalu ditimang….dinyanyikan kidung sayang, dirawat dan dijaga dari sekecil bahaya apapun.

Waktu demi waktu usia si anak semakin bertambah. Semakin bertambah juga ilmu yang dia peroleh dari orang tua dan bangku pendidikannya. Dia dibekali ilmu yang pastinya bisa dipakai dibanding dengan harta yang sekejap bisa musnah.

Usia semakin lama membuat si ibu semakin renta. Tulang yang tadinya kokoh dan kuat sekarang lemah tidak berdaya. Tak terpikir oleh sang ibu untuk terdiam termangu menerima tambahnya usia. Dia gunakan sisa usianya untuk anak yang dicintainya. Dia bantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
 
“Aku kalau ngga kerja yo ngga bisa makan mba…mesakke anakku” lanjutnya tegar.

Sambil ku hela nafas panjangku…apa jadinya perasaan seorang wanita jika benih yang sudah dia sayangi dan dipelihara tak sedikitpun menghargainya. Bagaimana perasaan sang ibu ketika anak yang telah dia didik hingga menjadi seorang yang sukses berlagak acuh dan tak mengenalnya. Sebegitu dendamkah sang ibu?

Doa demi doa dia lantunkan setiap saat. Tak henti-hentinya kedua tangan rentanya menengadah meminta ke Tuhan akan anak yang dia cintai.
Ketika dia berdoa dan meminta kepada Tuhan, dia tanyakan:
Ibu                       : “ Tuhan Mengapa WANITA sering menangis?”
Jawab Tuhan     
“Karena WANITA itu unik, Aku ciptakan ia sebagai Mahluk istimewa…
KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anaknya,
KU lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman, 
KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,  
KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah, 
KU beri dia naluri untuk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh
teman, walau disakiti oleh orang yang disayangi 
WANITA itu mahkluk kuat 
Tapi jika suatu saat dia menangis itu karena KU beri air mata untuk
membasuh luka batin dan memberi kekuatan baru 
WANITA sangatlah istimewa…..”




" Kisah ini Penulis hadirkan untuk memberi inspirasi dan motivasi kepada wanita. Wanita dengan doa lirihnya untuk sebuah keluarga kecilnya. Wanita yang selalu tegar dalam melintasi alur kehidupannya. Wanita yang bisa mensejajarkan dengan pria tetapi tidak melupakan kodratnya sebagai pasangan sang pria layaknya adam dan hawa "

= = = = = Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita = = = = =

Penulis & Potret oleh Ariana Nur Ika Y (NIY-KPS)