Rabu, 26 September 2012

REFLECTION: BY FRN


Yang Tak Pernah Puas...........



Cerita ini dimulai dari ketidak puasan seorang pria terhadap takdirnya sebagai seorang suami yang harus bekerja keras untuk keluarganya.

---oo0oo---

Hari ini, seperti biasa aku pulang kerja sedikit terlambat.  Banyak sekali berkas yang harus aku periksa, maklumlah aku bekerja sebagai Audit di salah satu perusahaan terbesar di Jawa Barat.
Jam tangan menunjukan pukul 20.30, mungkin sekarang istriku dirumah sedang duduk santai sambil menonton mini seri “Coffee Prince” kesayangannya.  Sungguh tidak adil, ketika aku bekerja keras istriku hanya berleha-leha di rumah.  Pagi tadi sebelum aku berangkat kerja dia terlihat sedang menonton acara music “Dahsyat” sambil menyuapi anakku yang manja.  Siang tadi, saat aku menjemput anakku di sekolah, aku melihat istriku sedang menunggu jemputanku sambil “ngerumpi” dengan ibu-ibu lainnya sambil membolak-balik katalog “Oriflame”.  Sungguh senang kehidupannya, berbeda dengan aku.
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar untuk segera beristirahat, kepalaku sedikit berat hari ini.
“Pah, baru pulang?” sapa istriku sambil membawakan tas kerjaku.
“iya nih Mah, Papah langsung tidur yah.. kepala Papah sedikit berat” jawabku sedikit malas.
Istriku tidak menjawab hanya memegang keningku dan mengiringiku ke kamar tidur.

---oo0oo---

Malam ini begitu panas, aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Tenggorokanku terasa sangat kering, aku haus.  Setelah meneguk  segelas air putih, badanku sedikit lebih adem.  Kemudian aku bergegas kembali ke kamar, di sana kulihat istriku sedang tertidur pulas.
“m..m..m.. enaknya menjadi seorang istri… kerjanya cuman ngurus rumah… gak pernah tau rasanya dimarahin bos, gak pernah tau dikomplain customer, ga pernah tau begitu bencinya akhir bulan dan hari senin…” gumamku sambil kembali tidur di atas kasur
Sambil memandang langit-langit rumah aku berbisik “ Tuhan… ijinkan aku sebentar saja merasakan bagaimana nikmatnya menjadi seorang istri… dan  ijinkan istriku, menikmati peran barunya sebagai seorang suami … kabulkanlah Tuhan…”
Entah dari mana sosok bayangan itu hadir dan tersenyum, lalu berkata dengan lirih
“Hambaku yang tak pernah puas, kalau itu memang kehendakmu dan untuk kebaikanmu maka jadilah….”.
Setengah sadar aku mendengarnya, dan sedikit senyuman menghiasi tidurku di malam itu tak sabar menanti sang fajar dan tugas baruku sebagai seorang istri.

---oo0oo—

“Mah, bangun dong Mah… kaos kakiku di mana??” tiba-tiba aku mendengar seseorang berbicara kepadaku sambil menggoyang-goyangkan badanku.
Kubuka mata perlahan dan kudapati wajah imut anakku “apa sih dek, Papah masih ngantuk.. emang mamah ke mana??” jawabku sambil membetulkan selimut.
“Mamah, mimpi yah…, ayo lah… nanti Dinda terlambat kesekolah” rengek anakku sambil mengguncang-guncang badanku lebih keras.
“Astaga… bukannya mulai hari ini, aku menjadi seorang istri” pekik ku tertahan, segera ku bangun dan langsung berjalan ke arah kamar Dinda untuk mencarikan kaos kakinya yang hilang.  Sedikit ku lirik istriku yang sekarang berganti posisi menjadi suamiku,  masih ngorok.
Setelah menyiapkan sarapan pagi  dan pakaian kerja untuk suamiku, barulah aku suapi Dinda sambil menonton acara music “Dahsyat” kesukaannya.  Setelah selesai menyuapi Dinda, kini giliran mengantar Dinda ke sekolah. Sambil menunggu Dinda selesai sekolah, aku terpaksa duduk-duduk di halaman sekolah sambil mendengarkan curhatan istri-istri yang bosan dengan rutinitasnya.
Sesampainya di rumah, Dinda ku mandikan dan ku siapkan makan siangnya.  Setelah selesai menyuapi Dinda, aku baru sempat beres-beres rumah.  Dan baru sadar ternyata jam sudah menunjukkan pukul 16.00. aku hanya menarik nafas yang terasa sangat berat karena seharian bekerja menjaga anak dan rumah yang ternyata sangat melelahkan.
Setelah kusiapkan makan malam sambil menunggu suamiku pulang kerja, aku dan Dinda duduk di ruang keluarga sambil menonton mini seri “Cofee Prince” sambil mengajari Dinda Pekerjaan Rumahnya.
Beberapa menit kemudian suamiku datang dengan wajah cerianya, dan ku sambut dengan senyuman sambil membawakan tas kerjanya.
Malam ini suamiku makan dengan sangat lahap, dengan semangat dia menceritakan pengalaman pertamanya berkuda dengan teman-teman kantornya. Aku hanya mendengarkan dengan tersenyum.  Betapa tidak, sementara aku di rumah kerja keras, menjaga anak, mengurus rumah, menyiakan makan, memandikan anaknya, belanja kepasar… eh dia malah asyik-asyikan berkuda dengan temen-teman kantornya….gak tau diri…. Pikirku saat itu…

---oo0oo---

Entahlah mungkin karena di luar hujan lebat, udara di kamar begitu sangat dingin.  Kami tidur berpelukan untuk sedikit menghangatkan tubuh kami. 

Sebelum aku tidur, aku sempat berdoa kepada Tuhan “ya Tuhan, terima kasih atas kesempatannya, aku ingin besok telah berubah menjadi sosok asliku sebagai seorang suami..amien”.. Tak terasa waktu cepat berlalu, kami tertidur begitu pulas..
Entah dari mana sosok itu hanya tersenyum pada ku, tanpa menjawab doa ku…

---oo0oo—

“Mah, bangun dong Mah… kaos kakiku di mana??” tiba-tiba aku mendengar suara seseorang yang tak  asing lagi  berbicara kepadaku sambil menggoyang-goyangkan badanku.
Kubuka mata perlahan dan kudapati wajah imut anaku lagi “apa sih de, papah masih ngantuk.. emang mamah kemana??” jawabku sambil membetulkan selimut.
“Mamah, mimpi yah…, ayo lah… nanti Dinda terlambat kesekolah” rengek anakku sambil mengguncang-guncang badanku lebih keras.
“astaga… bukannya mulai hari ini, aku sudah menjadi seorang suami lagi.. kenapa aku masih dalam sosok seorang istri” pekik ku tertahan, segera ku bangun dan langsung berlari ke arah cermin dan terbelalak melihat wujudku yang masih belum kembali ke sosok awalku seorang pria.
Tiba-tiba terdengar seseorang berbisik pelan “maafkan aku hambaku, sebenarnya hari ini kamu semestinya kembali kewujud aslimu seorang suami, namun karena sedikit kesalahan mungkin niat mu menjadi sosok suami lagi, harus menunggu setidaknya 9 bulan 10 hari lagi”….
“kesalahan… kesalahan apa??” pekiku tertahan…..
Sebelum rasa penasaranku hilang, tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang memelukku dengan erat, dan berbisik pelan “terima kasih ya Mah.. ataS hadiahnya tadi malam….”


---oo0oo—

Dari cerita itu, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa apapun kita, bagaimanapun keadaan kita, apapun posisi kita itulah yang terbaik untuk kita, yang patut kita syukuri.


 ===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====


Penulis Franes Pradusuara-KPS