Menjelang Idul Adha:
Waspadai Bahaya Laten
Cacing Hati
T
|
idak terasa, umat muslim diseluruh
penjuru dunia sebentar lagi akan merayakan hari raya Idul Adha pada 26 Oktober
2012. Persiapan pun sudah dilaksanakan jauh-jauh hari guna menyambut hari raya
tersebut. Dimulai dari membersihkan tempat ibadah, menghitung kebutuhan hewan
kurban, bahkan sampai pembentukan panitia penerimaan hewan kurban. Memang tidak dapat dipisahkan antara perayaan
Idul Adha dan kebutuhan hewan kurban, semuanya saling berkaitan.
Semangat berkurban bagi umat muslim telah dicontohkan oleh Nabi
Ibrahim as dan Putranya Nabi Ismail as.
Ketulusan Nabi Ismail untuk bersedia dikurbankan dan ketaatan Nabi
Ibrahim as dalam menjalankan perintah Tuhan, telah menunjukan betapa pentingnya
pengabdian seorang hamba pada tuhannya.
Kisah tersebut hendaknya bisa menambah semangat kita untuk senantiasa
berkurban sesuai dengan kemampuan kita.
Karena hukum berkurban adalah wajib bagi yang telah mampu.
B
|
erbicara tentang kesehatan hewan
kurban, tentu kita tidak lupa dengan peristiwa tahun lalu di Banyumas. Dimana Disnak Kab Banyumas – Jawa Tengah
menemukan sedikitnya 50 Kilogram hati sapi yang terinfeksi cacing hati. Dan diperkirakan ternak yang berpotensi
menularkan penyakit cacing hati tersebut mencapai 25 – 30 persen dari total
jumlah sapi yang dikurbankan pada tahun lalu (Sumber: Liputan6.com).
Kejadian itu spontan mengagetkan para peternak dan konsumen hewan
kurban. Karena bukan hanya rugi secara
materi (persentasi karkas berkurang) tetapi lebih kearah kesempurnaan ibadah
kurban tersebut.
Hal
itu juga pernah dirasakan saya secara pribadi.
Tahun lalu keluarga saya melaksanakan kurban seekor sapi. namun
setelah dilakukan penyembelihan kami dikejutkan oleh penemuan sejumlah cacing
dalam hati hewan kurban kami. Secara pribadi saya merasa apakah kurban
saya diterima disisi alloh?? karena hewan kurban kami yang terbukti
sakit. Beban psikologis seperti itu tetap menempel dalam ingatan saya.
H
|
asil survey di beberapa pasar hewan dan
rumah pemotongan hewah di Indonesia, menunjukan bahwaa 90% sapi yang berasal
dari peternakan rakyat terjadi infeksi cacingan, termasuk cacing hati yang
meresahkan kita (Abidin, 2002). Hal itu
dikarenakan pada peternakan rakyat, sebagian besar dipelihara dengan system
tradisional. Dengan tipe kandang
lemprakan beralas tanah bukan beton.
Sehingga telur-telur cacing dapat masuk dengan mudah ke tubuh ternak
melalui pakan, kulit, ataupun kuku.
Penyakit
cacing ini, pada berbagai kasus terjadi pada peternakan rakyat dengan sanitasi
dan tatalaksana yang jelek. Apalagi
diperparah dengan system pemeliharaan yang ekstensif dengan cara di umbar di
padang rumput. Yang secara nyata lebih
berpotensi terinfeksi cacing hati lebih tinggi jika dibandingkan dengan
peternak yang memelihara ternaknya dengan cara intensif (dipelihara didalam
kandang tanpa mengeluarkannya di padang penggembalaan). Memang dalam kenyataannya kita tidak bisa
menutup mata bahwa sebagian besar peternakan di Indonesia masih dikelola dengan
system tradisional. Namun walupun
demikian, kesadaran untuk meningkatkan tatalaksana pemeliharaan dan kesehatan
ternak harus ditingkatkan. Mengingat
dampak yang tidak baik yang akan dirasakan oleh peternak kita disaat harus
bersaing dengan kualitas dari peternak luar negeri.
Cara
Sederhana Identifikasi Ternak Terkena Cacing Hati
Memang
sulit mendeteksi apakah ternak yang akan kita kurbankan tersebut terinfeksi
cacing hati atau tidak. Namun ada
beberapa ciri yang dapat dijadikan patokan dalam memilih ternak kurban yang
bebas infeksi cacing hati. Pertama, mata jernih, tidak berair, ataupun tidak
berlendir. Hewan yang terkena cacing
hati akan memiliki mata yang sayu, tidak jernih dan cenderung kusam. Kedua, kulit ternak elastic tidak keras,
ataupun tidak terlalu menggelambir. Sapi
yang terkena infeksi cacing hati, biasanya memiliki kulit seperti karet,
terlalu lentur dan tipis. Ketiga, bulu
ternak tidak kusam, tidak kusut, dan tidak rontok. Biasanya ternak yang terinfeksi cacing hati
akan memiliki bulu yang kusam dan rontok.
Hal tersebut disebabkan ternak kekurangan nutrisi karena berebut dengan
cacing di dalam tubuhnya.
Berdasarkan
hal tersebut, maka untuk tahun ini diharapkan konsumen dapat jeli dalam memilih
hewan ternak yang akan dijadikan hewan kurban.
Jangan tergiur dengan harga ternak yang murah. Justru, jika menemukan penjual menawarkan
hewan ternaknya dengan harga yang jauh dibawah harga pasar. Oleh karena hal tersebut, hendaknya kita
wajib waspada pada apapun kemungkinannya yang dapat mengganggu kesempurnaan
ibadah kurban kita.
===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====
Penulis
Editor team media1visi