Jumat, 19 Oktober 2012

NGEBANYOL II



LELUCON TANPA JUDUL



Bumi Majapahit 129 B, di depan computer (19/10), redaktur media1visi kembali lagi menyuguhkan ulasan-ulasan terbaru.

“Berita sudah terpampang, reflection sudah tercermin, puisi sudah terlantun, banyolan udah nongol….apa lagi y?”  Ngga ada salahnya kalau kita refreshkan pikiran dengan cerita lucu lagi.

Suatu hari di sebuah penjara berkumpullah 3 orang terpidana mati. 3 orang tersebut berjenis kelamin pria, namanya Si Jono, Si Joni, sama Si Jengki. Dalam detik-detik terakhir menjelang hukuman mati, Si Jono yang terkenal modis menghabiskan sisa umurnya dengan taat beribadah. Si Joni yang terkenal kutu buku dan pernah sekolah hukum menghabiskan sisa waktunya untuk melakukan hal yang benar dan adil. Beda lagi dengan Si Jengki, dia kelihatan tenang dan santai.

Tibalah saatnya eksekusi mati. Petugas yang melaksanakan eksekusi memanggil mereka satu persatu. Giliran pertama adalah Si Jono. Masuklah Si Jono ke ruangan eksekusi dan dipersilakan dengan hormat duduk di kursi listrik. Sebelumnya Dia diminta untuk menyampaikan kata-kata terakhirnya.


“Saudara Jono, apa kata-kata terakhir yang ingin kau sampaikan?” kata petugasnya
“Aku berasal dari keluarga yang taat beragama dan saya percaya kepada Tuhan bahwa Ia akan membela orang yang tidak bersalah” Jawab Si Jono.
Petugas eksekusi menekan tombol di kursi listrik tersebut, namun tidak terjadi apa-apa, sehingga mereka menganggap bahwa Tuhan tidak menginginkan orang ini mati, jadi mereka membebaskan dia.

Giliran Si Joni, diikat di kursi listrik dan memberikan kata-kata yang terakhir
"Aku berasal dari Sekolah Hukum dan aku percaya pada kekuatan keadilan yang akan membela orang yang tidak bersalah."
 
Petugas lalu menekan tombol kursi listrik itu, lagi-lagi tidak terjadi apa-apa. Mereka menganggap bahwa kuasa hukum berpihak pada Joni, jadi mereka membebaskan dia.

Si Jengki, diikat di kursi listrik dan berkata,
"Saya seorang sarjana teknik listrik, dan sekarang juga saya akan memberitahu, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mati di kursi listrik ini jika kabel yang di ujung sana itu tidak ditancapkan pada stop kontak!"

Ternyata si Sipir Penjara hanya mengerjain saja. Kemudian Sipir penjara mencoba menghibur terpidana yang menjalani hukuman matinya di atas kursi listrik dengan mengatakan kata-kata yang menghibur.

"Jangan terlalu gelisah, santai saja…karena daya voltage listriknya sangat tinggi. Lagi pula, itu terjadi dalam waktu yang singkat sekali", kata sipir penjara.


Namun, ternyata saat itu dari kejauhan terdengar teriakan orang yang kesakitan luar biasa, dan itu berlangsung berkepanjangan,

"Saya pergi ke sana sebentar untuk melihat yaaa..." kata sipir penjara.
Tak lama ia kembali, kemudian dengan santainya dia menjelaskan kepada terpidana mati yang berikutnya.

"Tak ada masalah yang berarti kok….., cuma masalah teknis saja. Tadi itu rupanya sekringnya putus, maka digunakan lilin sebagai gantinya, itu sajaaaaa, maklum kalau terdengar teriakan yang berkepanjangan.”

NB
Cerita ini hanya fiktif belaka dan sekedar menghibur, mohon maaf jika ada kesamaan nama dan setting serta cerita.

===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====
Tulisan Oleh
Kartun by @yogisafran
Editor redaktur media1visi