Senin, 15 Oktober 2012

RAM....RAFTING BALI PART V


Akhirnya selesai sudah liputan langsung dari Bali tentang rafting BPR RAM. eittttzzz...... tapi ada bagian seru lhoooo.....kita intip yukk liputan penutupnya....



TETAP KOMPAK DISAAT SEMAKIN BESAR


(Refleksi dalam Perjalanan, oleh Susilo Winarko, SH 
dan Ir. Constantinus, MM yang disampaikan di Acara Penutupan Outbond Bali - BPR RAM, Sabtu 13 Okt 2012)


BAGIAN I

Dalam Psikologi Organisasi, sudah banyak dipelajari tentang fakta ini : Bahwa banyak organisasi ketika masih kecil para personilnya bersifat kompak. Akan tetapi ketika organisasi itu semakin berkembang dan menjadi besar, kekompakan di antara para personil itu mulai (dan semakin) memudar. Kenapa?
Karena dasar-dasar ke-kompakan-nya tidak dijadikan sebagai BUDAYA ANTAR GENERASI, sehingga menjadi luntur.

BAGIAN  II

Di saat RAM sedang tumbuh, maka dasar-dasar ke-kompak-an yang dibangun sejak RAM pertama kali berdiri memang harus dijaga sebagai sebuah budaya yang praktis untuk diterapkan dan diwariskan.

Bagi generasi yang lebih awal, wajib menjaga dan mewariskan budaya ke-kompak-an ini kepada generasi setelahnya.

Bagi generasi yang menjadi Tim RAM lebih belakangan, harus mempelajari, menerapkan, dan mewariskan budaya ke-kompak-an ini kepada Tim RAM yang bergabung setelahnya.
  
BAGIAN III

Selama acara Outbond Bali ini, telah dilakukan observasi (berdasarkan metodologi Ilmu Psikologi Industri). Terlihat bahwa Budaya RAM yang menjadi dasar ke-kompak-an sejak awal berdirinya RAM ternyata masih diterapkan dan diwariskan dengan baik, termasuk di acara luar tugas / pekerjaan seperti ini.

BAGIAN IV

Dasar ke-kompak-an yang sudah menjadi budaya itu adalah :

1. TAAT KOMANDO kepada pimpinan / hirarki organisasi organisasi (Dir, Mgr, Spv) dan disiplin dalam segala situasi (menunggu instruksi makan, mengatur tas, posisi duduk di dalam bus, dll).
2.  SOPAN & MENGUTAMAKAN KEBERSAMAAN, tidak egois (antre makan, antre di kamar kecil, membawakan barang teman, dll).
3.    INISIATIF SEIZIN PIMPINAN (menata barang-2 bersama dll).
4. RASA TIDAK MUDAH PUAS & SELALU KERJA KERAS (disimulasikan dalam rafting : Setelah sampai tujuan, baru saja senang, ternyata masih ada tantangan lagi, yaitu mendaki 480 anak tangga dengan penuh perjuangan).
5.    BERSYUKUR  kepada Tuhan YME karena kesempatan berjuang maupun hasil perjuangan adalah anugerah-nya (doa di awal perjalanan, sepanjang aktivitas, maupun di akhir perjalanan).


BAGIAN V

Supaya mudah untuk diingat, maka dasar-dasar ke-kompak-an RAM itu dibuat singkatan.

Butir ke-1 disingkat "KOMANDO".

Butir ke-2 digarisbawahi kata "sopan", diambil suku kata "pan"-nya, disingkat P.

Butir ke-3 digarisbawahi kata "inisiatif", diambil suku kata "tif", disingkat TI.

Butir ke-4 digarisbawahi kata "rasa", disingkat R.

Maka Butir ke-1, 2, 3, 4 menjadi PTIR. Supaya lebih enak diucapkan, dibuat menjadi "PeTIR".

Seperti halnya petir yang dahsyat, menggelegar, dan bertenaga, semoga dasar ke-kompak-an ini juga mampu membuat tim kerja menjadi dahsyar, menggelegar, dan bertenaga.

Butir ke-5 disingkat "BERSYUKUR".

Dengan demikian dasar-dasar ke-kompak-an itu menjadi mudah diingat, untuk diterapkan / diamalkan, dan diwariskan ke generasi berikutnya, yaitu : "KOMANDO PeTIR BERSYUKUR". Dan inilah nilai asli yang digali dari dalam RAM itu sendiri.

BAGIAN VI
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan perlindungan-Nya. Amin……


===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====

===== The End =====

Foto Susilo Winarko dan
Tulisan oleh Constantinus
Editor Team media1visi