Rabu, 14 November 2012

Penyesalan Terakhir



“Aku….Menyesal, Kenapa?”


A
lkisah diceritakan tentang seorang lelaki yang sangat rajin dalam bekerja. Dia bekerja sebagai seorang tukang bangunan. Semua rumah yang dia kerjakan tampak bagus dan membuat konsumen puas akan hasilnya. Suatu ketika dia ingin berhenti dari pekerjaannya, mengingat usianya yang sudah semakin tua. Dia ingin menghabiskan masa tuanya di rumah dengan istri dan anaknya serta usaha kecilnya.



“ Saya ingin berhenti dari pekerjaan saya Pak…” katanya kepada majikannya
“ Kenapa kau mau berhenti dari pekerjaan ini? Kerjamu bagus tidak ada cacat sedikitpun. “ kata sang majikan
“ Usia saya sudah semakin bertambah. Saya sudah semakin tua. Saya ingin menghabiskan waktu tua saya bersama dengan anak dan istri saya di rumah. Lagipula juga ada warung kecil yang bisa mencukupi kebutuhan Kami. “tambah si tukang tersebut.
“ Baiklah…aku tidak bisa menolak jika keinginanmu sudah keras.”
“ Kau boleh berhenti dari pekerjaan ini, tapi untuk terkahir kalinya aku mohon supaya Kamu bisa membuatkan sebuah rumah. Rumah ini pesanan dari konsumen kita.” Kata sang majikan
“Baik pak…akan saya kerjakan sebelum saya berhenti dari pekerjaan ini.” Lirih si tukang tersebut.


----- 000 -----

Pagi itu, seperti biasa si tukang tersebut berangkat menuju lokasi yang akan dia kerjakan. Lokasi yang indah bernuansa pedesaan. Dengan berat hati dan rasa malas, dia mengerjakan pekerjaannya. Dia pilihkan bahan-bahan bangunan yang berkualitas rendah. Sudah tidak ada semangat menyelimutinya ketika membangun rumah tersebut. Hari demi hari ia lalui untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga sampailah Dia menyelesaikan rumah itu.
Setelah rumah jadi, dia melaporkan hasilnya kepada sang majikan.
“Rumah pesanan konsumen bapak sudah selesai saya bangun.” Katanya
“Baik…mari kita lihat ke lokasi.” Kata sang majikan
“ Rumah ini aku berikan kepadamu karena selama ini kamu telah bekerja dengan baik.” Tambah sang majikan
Sang tukang bangunan terperanjat mendengar perkataan sang majikan. Dalam hatinya bergumam “kenapa…a mengerjakan rumah ini dengan malas-malasan dan bahan yang aku pilih berkualitas rendah. Padahal rumah ini adalah rumahku sendiri.”

“ Terima kasih Pak atas pemberiannya.” Kata lirih sang Tukang Bangunan itu.

Renungan
Dari cerita di atas bisa diambil hikmah, jika Kita mendapatkan amanah untuk mengerjakan sesuatu hendaklah Kita kerjakan dengan tulus ikhlas dan tanggungjawab meskipun sebenarnya Kita tidak menyukai pekerjaan itu.

===== Kaya Gambar, Kaya Makna, Kaya Berita =====
Penulis
Editor team media1visi